Postingan

Menampilkan postingan dari 2009

Ngudarasa Kondisi Jogja

Jalan di Kota Jogja beda dengan di Kabupaten. Jalan di Kota Jogja relatif bersih karena hampir tiap hari disapu. Sementara di Kabupaten dibiarkan-diserahkan pada penghuni di dekat jalan yang bersangkutan. Hal demikian bisa dilihat misalnya dengan membandingkan Jl. AM. Sangaji dengan Jl. Nyi Tjondroloekito. Jl. AM. Sangaji yang masuk wilayah kota hampir selalu dalam kondisi bersih. Sementara JL. Nyi Tjondroloekito hampir selalu kotor. Apakah kondisi seperti ini juga terdapat di ruas-ruas jalan lain, saya tidak tahu. Saya hanya merasa sayang saja melihat hal yang demikian. Seandainya (berandai2) semua ruas jalan di Prop. DIY bersih, demikian juga pekarangan, sungai, selokannya juga bersih, tentu Jogja akan sungguh nyaman. Belum lagi berjibunnya kendaraan bermesin di Jogja hingga ke relung-relung kabupaten menyebabkan jalan di wilayah ini seolah tidak mampu menampungnya. Padat, sumpeg, sesak, bising, semrawut, penuh polusi. Sementara jumlah kendaraan bermotor (bermesin) di Jogja terus ber...

Sunan Amangkurat I dan Ratu Malang

Makam Ratu Malang, salah satu istri Sunan Amangkurat Agung(1645-1677) terletak pada sebuah bukit yang dinamakan Bukit Sentono. Akan tetapi bukit ini lebih dikenal dengan nama Gunung Kelir karena kompleks makam Ratu Malang tersebut dilingkupi pagar tembok yang pada bagian luarnya digambari wayang. Cara penggambarannya pun unik karena dilakukan dengan menakik atau menggores dinding tembok tersebut. Gunung Sentono/Kelir terletak di Dusun Sentono, Kalurahan Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Tempatnya tidak begitu jauh dari lokasi puing-puing Keraton Mataram Pleret. Untuk menuju tempat ini bisa dilakukan dengan kendaraan roda 2 maupun 4. Namun setelah sampai di bawah bukit pengunjung harus berjalan kaki pada jalan setapak (jalan tikus). Pada sisi barat dari nisan Ratu Malang terdapat nisan lain dari tokoh yang juga terkenal pada masanya, yakni Ki Panjang Mas. Ki Panjang Mas adalah suami dari Ratu Malang sebelum Ratu Malang diambil oleh Sunan Amangkurat Agung sebagai istri kesayang...

Warung Jadul Sidosemi Kotagede

Warung ini benar-benar memvisualisasikan nuansa jadul. Menu istimewanya adalah burjo dan bakso. Kejadulan warung ini di antaranya bisa dilihat dari papan namanya yang lusuh, lawas, dan bahkan tidak begitu menyolok dari jalan. Daftar harganya pun demikian: dituliskan memanjang ke bawah. Daftar harga dari tahun 60-an pun masih disimpan di warung ini. Ada juga daftar harga yang dituliskan dalam huruf Jawa. Warung ini bagi warga Kotagede membawa kenangan tersendiri. Pasalnya ketika masih kanak-kanak-remaja banyak dari mereka pernah makan di warung ini. Ketika mereka beranak pinak di luar kota mereka sering merindukan kembali warung ini. Nah, ketika mereka mudik mereka sering menyempatkan diri makan di warung ini sambil kumpul teman sekampung mengenang masa lalu masa kanak-kanak dan remaja mereka di Kotagede. Uniknya bakso di Warung Jadul ini dilengkapi dengan irisan tomat. Burjonya juga berasa lain dibanding burjo yang banyak dijual oleh warung-warung pinggir jalan yang kebanyakan dijajaka...

Kuliner Jogja

* Gudeg Wijilan, Wijilan, Njeron Benteng Keraton Yogyakarta * Gudeg Pincuk Mbok Sadem, Jl. Hos Cokroaminoto, Wirobrajan, Yogyakarta * Gudeg Lesehan (malam) Barat Tugu Jogja-Gondomanan, Yogyakarta * Warung Makan Bu Kudo, Jl. Ibu Ruswo, Gondomanan, Yogyakarta * Bakmi Pak Kadin, Bintaran, Yogyakarta * Bakmi Bu Ning, Perempatan Tamansari ke barat-masuk gang ke utara, Yogyakarta * Bakmi Doring, Jl. Wachid Hasyim, Yogyakarta * Sate Kelinci, Kompleks wisata alam, Kaliurang, Sleman * Abon Ikan Tuna, Perum Kayen, Condong Catur, Jl.Kaliurang km7,5 Sleman * Kripik Salak Pondoh, Jamblangan, Purwobinangun, Pakem, Sleman * Suwar-suwir Salak Pondoh, Kembangarum, Donokerto, Turi, Sleman * Sate Ayam Kampung Pak Kromo, Jl. Mataram, Yogyakarta * Peyek Jingking + Undur-undur, Pantai Depok, Pantai Parangtritis, Bantul * Geblek dan Besengek Tempe Benguk, Bejaten, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo * Brongkos Koyor, Bawah Jembatan Krasak, Warung Ijo, Tempel, Sleman * Sop Buntut Goreng, Aneka Masakan Ikan, Re...

Beberapa Kuliner di Jogja

1. Wedang Uwuh, Kompleks Makam Imogiri, Bantul 2. Pecel Kembang Turi, Kompleks Makam Imogiri, Bantul 3. Peyek Mbok Tumpuk, Jl. KH. Wachid Hasyim, Bantul 4. Gudeg Juminten, Kranggan, Yogyakarta 5. Gudeg Bu Amat, Barek, Utara Kampus UGM, Sleman 6. Sate Klatak, Pasar Wonokromo, Pleret, Bantul 7. Gule Balung (Thengkleng), Jodhog, sebelah perempatan Palbapang, Bantul 8. Gudeg + lele bakar pedes Bu Marto, Ngireng-ireng, Sewon, Bantul, belakang ISI 9. Bakmi Code, Code, Trirenggo, Bantul 10. Bakmi Pele, Alun-alun Utara, Yogyakarta 11. Gule Banyak (Angsa), Tongseng Emprit (Pipit), Pulo Segaran, Tembi Rumah Budaya, Bantul 12. Sega Abang Lombok Ijo, Semanu, Gunung Kidul - Wanagama, Patuk, Gunung Kidul 13. Mie Pedes (Mie Pentil) Srihardono, Pundong, Bantul 14. Gudeg Manggar, Nagasari, Trirenggo, Bantul (sebelah timur rumah dinas Bupati) 15. Sega Godhog, Gandok, Bangunharjo, Sewon, Bantul 16. Nasi Welut, Sebelah selatan Pasar Godean, Sleman 17. Welut dan tape singkong, Pasar Godean, Sleman 18. Sate...

Misteri Ratu Malang 2

Ratu Malang diambil istri oleh Sunan Amangkurat I dalam kondisi hamil sekitar dua bualn. Jadi ketika ia menjadi istri Amangkurat sebenarnya ia telah mengandungi benih dari suaminya, Kyai Panjang Mas. Perihal pengambilan istri Ratu Malang oleh Amangkurat I ini memunculkan dua versi pendapat. Versi pertama menyatakan bahwa Ratu Malang diambil oleh Amangkurat I setelah suaminya meninggal. Jadi, ketika diambil oleh Amangkurat, Ratu Malang berstatus sebagai janda. Akan tetapi versi kedua menyatakan bahwa Kyai Panjang Mas meninggal karena rekayasa yang dilakukan oleh Amangkurat I melalui para pengikutnya. Jadi, versi kedua menyatakan bahwa Kyai Panjang Mas tewas di kaki tangan Amangkurat I. Ratu Malang demikian dikasihi oleh Amangkurat I karena ia dianggap sebagai wanita yang paling mengerti dan paling bisa melayani nafsu badaniah Amangkurat I. Tidak mengherankan jika masuknya Ratu Malang dalam lingkungan istana Mataram dengan segera dapat menggeser kedudukan istri-istri atau selir-selir raj...

Misteri Ratu Malang

Situs atau Makam Ratu Malang dan dalang Kyai Panjang Mas terletak di Gunung Sentono atau Gunung Kelir, Dusun Sentono, Kalurahan Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Lokasi ini dapat ditempuh melalui Jl.Parangtritis-Pertigaan Tembi-ke timur (arah Pleret/Jejeran)-mentok-belok ke kiri-Pasar Pleret-belok ke kanan mentok. Makam Ratu Malang ini terletakk agak berjauhan dengan makam mantan suaminya, Ki Dalang Panjang Mas. Kompleks makam diberi pagar berupa susunan batu putih yang membentuk semacam pagar tembok-benteng. Ketinggian pagar ini kira-kira 3-4 meteran. Ketebalan tembok pagarnya sekitar 1-1,5 meter. Makam Ratu Malang berada di puncak sebuah bukit yang dinamakan Bukit atau Gunung Kelir. Gunung Kelir dinamakan demikian karena terdapatnya tembok pagar makam yang digambari wayang dengan cara digurat atau ditakik. Gambar-gambar wayang yang berjajar-jajar di sepanjang permukaan tembok pagar inilah yang kemudian dianggap sebagai, atau seperti kelir wayang dalam pementas...

Mangir Di Balik Tabir Sejarah (3)

Apa yang dilakukan Mataram atas Mangir merupakan strategi politik dan militer yang cukup canggih. Mangir yang waktu itu cukup kuat, yang dilambangkan dengan dimilikinya tombak pusaka Kyai Baruklinting, membuat Mataram di bawah Senapati tidak mau melakukan tindakan gegabah atas Mangir. Pembayun pun disusupkan ke Mangir dengan pura-pura menjadi taledhek barangan. Masuknya taledhek Pembayun, ternyata mampu memikat hati Mangir. Penari ledhek yang cantik molek ini meruntuhkan hati Mangir. Jatuh hatilah Mangir kepada Pembayun. Lambat laun Pembayun pun jatuh hati kepada Mangir. Lebih-lebih dengan tumbuhnya janin di dalam diri Pembayun atas benih Mangir makin mendekatkan perasaan hati Pembayun pada Mangir. Cinta dua insan ini tidak terhindarkan. Politik Mataram tidak berubah sekalipun anak dari raja Mataram ini telah menjadi istri Mangir. Nyawa Mangir harus diserahkan, apa pun alasannya. Dengan segala cara mangir ditarik ke Mataram untuk dihabisi. Bukan dengan penyerbuan perang, namun dengan s...

Mangir Di Balik Tabir Sejarah (2)

Pada perjalanan sejarah berikutnya akhirnya berkembang versi-versi. Ada versi yang menyatakan bahwa makam Mangir ada di Jawa Timur. Ada pula versi lain yang menyatakan bahwa makam Mangir berada di Makam Kotagede. Makam Mangir di Kotagede ini dibuat sedemikian rupa sehingga separo nisannya berada di dalam tembok makam dan separonya lagi berada di luar tembok makam. Hal ini dimaksudkan bahwa separo tubuh Mangir adalah menantu Senapati atau anggota dinasti Mataram, akan tetapi separonya lagi adalah musuh Mataram. Versi lain lagi menyatakan bahwa makam Mangir berada di Dusun Sebaran, Godean, Sleman. Kebanyakan trah Mangir lebih meyakini bahwa makam Mangir adalah yang terletak di Sebaran ini. Kemungkinan keyakinan ini didasarkan pada suatu versi yang menyatakan bahwa setelah Mangir berhasil dibunuh jasadnya dikeluarkan dari Kraton Mataram Kotagede melalui pintu belakang dengan dinaikkan pada gerobak/pedati. Orang yang ditugaskan untuk membawa jasad Mangir ini adalah Demang Saralati. Demang ...
Mangir yang disebut juga Ki Ageng Mangir Wanabaya merupakan tokoh fenomenal karena perseteruannya dengan Panembahan Senopati selaku penguasa Mataram. Hanya saja, sampai sekarang orang masih banyak yang bingung, Mangir ke berapakah yang berseteru dengan Senopati ini. Jika ditilik dari Babad Mangir, maka di situ terlihat bahwa Ki Ageng Mangir Wanabaya III -lah yang berseteru dan kemudian menjadi menantu Senapati dan akhirnya tewas dibunuh. Dalam Babad Mangir ini disebutkan bahwa Prabu Brawijaya Pamungkas memiliki anak yang bernama Raden Lembu Amisani. Raden Lembu Amisani memiliki putra Ki Wanabaya (Mangir I)-Ki Wanabaya memiliki putra bernama Ki Ageng Mangir Wanabaya (Mangir II). Ki Ageng Mangir Wanabaya (III). Mangir II juga memiliki putra yang bernama Bagus Baruklinting yang disebut-sebut berwujud ular naga. Banyak cerita yang menyebutkan bahwa Mangir mengembara dari wilayah Gunung Kidul hingga Bantul. Ia pertama kali bermukim di wilayah yang sekarang disebut sebagai Mangiran. Petilasa...