Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Cerpen Mutan Jangkrik

Gambar
Cerpen berkisah tentang seseorang yang memelihara jangkrik. Jangkrik betina ditempatkan dalam sebuah wadah (kandang) sedemikian rupa sehingga posisinya berada di petak paling tengah. Sementara jangkrik-jangkrik jantan ditempatkan dalam wadah-wadah yang mengepung jangkrik betina. Jangkrik jantan bersaing saling menjebol wadah, bersaing, berpamer diri, berkelahi, saling memangsa dan mematikan. Jangkrik jantan paling akhir (pemenang) akhirnya menggigit sang pemelihara yang kemudian bermutan menjadi jangkrik juga. Jangkrik betina akhirnya ditelah oleh mutan jangkrik. Cerpen karya saya ini pernah dimuat di Majalah Matra No. 138 Januari 1998.

Novelet Pohon-pohon Telah Ditumbangkan

Gambar
Novelet ini berkisah tentang seorang anak yang rindu sosok bapak yang tidak pernah kembali ke rumah. Semula ia selalu membanggakan sosok bapak. Ketika bapaknya tidak kembali dan semua urusan rumah tangga dikelola oleh ibunya, ia menjadi membanggakan sosok ibunya. Ia menjadi kecewa setelah tahu ayahnya menikah lagi. Idolanya hanya tinggal pada ibunya. Ketika ada isu ibunya pernah berselingkuh dan ketika hal itu ditanyakan kepada ibunya namun ibunya tidak mau menjawab si anak menjadi kecewa. Ia merasa tidak punya idola. Ia tidak punya sosok yang patut dibanggakan. Novelet bersetting Jawa ini pernah dimuat di Majalah Kartini tahun 1999.

Cerita Rakyat Gendra Asmara Adipati Anom Amral

Gambar
Cerita Rakyat ini berkisah tentang masa muda Pangeran Adipati Anom Amral yang kelak bergelar Sunan Amangkurat II atau Sunan Amangkurat Amral. Gendra bisa diartikan sebagai pertikaian, perselisihan, ontran-ontran, atau keributan. Pada masa mudanya Sunan Amangkurat II mengalami ontran-ontran asmara yang menyedihkan bahkan mengguncangkan Kerajaan Mataram Plered. Cerita ini tengah dimuat secara serial di majalah Jaya Baya, Surabaya. Sartono Kusumaningrat

Cerita Rakyat Lintang Sakembaran

Gambar
Cerita rakyat ini mengisahkan tentang Raden Hasan dan Raden Husen. Raden Hasan kelak menjadi Raden Patah (penguasa Demak), sedangkan Raden Husen kelak menjadi Adipati di Terung (dekat Pasuruhan) dengan nama Adipati Arya Pecat Tanda. Keduanya bertemu dalam peperangan Demak melawan Majapahit. Dalam peperangan ini Adipati Arya Pecat Tanda terkenal kesaktiannya dengan ajian yang dinamakan Petak Buta. Dalam sebuah peperangan Adipati Arya Pecat Tanda berhasil menewaskan Sunan Ngudung (Sunan Kudus I). Raden Hasan dan Raden Husen lahir dari rahim ibu yang sama. Kepentingan politik yang berbeda mempertemukan mereka dalam perseteruan. Keduanya sama-sama tampan, gagah, cerdas, pemberani. Sama seperti pertemuan Arjuna dan Karna dalam cerita Mahabarata. Cerita ini pernah dimuat secara serial di Majalah Jaya Baya, Surabaya. Ilustrator dari cerita ini adalah Boediono. Karya ini adalah salah satu karya saya dengan nama samaran saya.

Cerita Rakyat Wurunge Pangraman

Gambar
Cerita rakyat ini mengisahkan tentang perselisihan antara Pangeran Purbaya dengan Sunan Amangkurat I yang tidak lain adalah kemenakan Pangeran Purbaya. Perselisihan yang genting ini dapat diselesaikan setelah Ibu Suri Sunan Amangkurat I memintakan pengampunan bagi Pangeran Purbaya. Keduanya nyaris tidak bisa dipertemukan karena masing-masing telah menghimpun kekuatan. Pertemuan terbuka antara keduanya bisa menimbulkan perang terbuka yang mengorbankan banyak orang. Mataram akan hancur dari dalam. Untungnya Ibu Suri dengan cerdik mampu mengatur pertemuan antara keduanya tanpa diketahui banyak orang. Pertemuan dilakukan di sekat Makam Imogiri pada malam hari. Pertemuan ini menegaskan bahwa Pangeran Purbaya tunduk kepada Sunan Amangkurat I dan Sunan Amangkurat I dengan berat hati memberikan pengampunan kepada Pangeran Purbaya yang pernah berniat melawannya. Cerita ini pernah dimuat di majalah berbahasa Jawa, Majalah Jaya Baya terbitan Surabaya secara serial. Karya ini merupakan salah satu...
Gambar
TEMBI RUMAH BUDAYA, BANTUL Tembi adalah nama sebuah dusun di wilayah Kalurahan Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Nama ini diadopsi menjadi nama sebuah lembaga kebudayaan Tembi Rumah Budaya yang di dalamnya juga ada resort, griya dhahar, dan aneka macam fasilitas untuk pertemuan, pertunjukan, museum, perpustakaan, galeri, pendapa, belik, dll. Suasana yang dibangun bernuansa sangat dusun, alami, dan eksotik. Makanan yang disajikan oleh griya dhahar di tempat ini berbasis pada bahan organik. Tempat ini sarat kegiatan yang bernuansa kebudayaan/kesenian. Di sana Anda bisa belajar MC Jawa, karawitan, mengamati koleksi museum yang berupa alat-alat yang pernah digunakan masyarakat Jawa masa lalu. Di sana juga ada gamelan, wayang, dan aneka dokumentasi kebudayaan dalam berbagai media, termasuk buku-buku kuno, ada macapat, lukis wayang, tatah sungging wayang, jamasan keris, pahat patung kayu, membatik, latihan tari, ada pula warung angkringan dengan nasi organik murah...
Gambar
Gunung Kelir, Pleret, Bantul. Di dalamnya terdapat makam Ratu Malang istri Sunan Amangkurat Agung (1645-1677) dan Ki Dalang Panjang Mas. Terdapat pula Sendang Maya, Watu Kothak, dan dinding tembok yang ditoreh (digambari wayang) sehingga gunung ini dinamakan Gunung Kelir (sperti kelir wayang). Untuk mendakinya harus jalan kaki. Lumayan capek namun menyenangkan. Lebih jauh tentang cerita Ratu Malang boleh tanya ke saya.